Tawaduk Mengikut Pendapat Imam Ghazali
”saudara , saya selalu menghargai setiap orang, siapapun dia, dan saya selalu menghargai setiap kesempatan”
“jika saya berjumpa dengan anak-anak, saya menganggap anak-kanak itu lebih mulia daripada saya, karena anak-kanak ini belum banyak melakukan dosa daripada saya.”
” apabila saya bertemu dengan orang tua, saya menganggap dia lebih mulia daripada saya karena dia sudah lebih lama beribadah.”
”jika saya berjumpa dengan orang alim, saya menganggap dia lebih mulia daripada saya karena banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui.”
“apabila saya berjumpa dengan rakyatku, saya menganggap dia lebih mulia daripada saya karena dia tidak akan diminta pertanggung jawaban seberat saya, dan mungkin di mata allah dia lebih mulia karena lebih bertakwa.”
”apabila saya melihat orang jahil (bodoh), saya menganggap mereka lebih mulia daripada saya karena mereka membuat dosa dalam
Kejahilan, sedangkan saya membuat dosa dalam keadaan mengetahui.”
”jika saya melihat orang jahat, saya tidak menganggap kita lebih mulia karena mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya sehingga dia dicintai oleh allah.”
”apabila saya bertemu dengan orang kafir, saya mengatkan didalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan diberi hidayah oleh allah dan akan memeluk islam, maka segala dosa mereka akan diampuni oleh allah.”
Dan…
Karena sesungguhnya kita tidak tahu apakah akhir hidup kita lebih lebih mulia atau lebih hina dari mereka.
Karena sesungguhnya kita tidak tahu apakah kita akan mendapat ampunan dan rahmat dari allah sehingga nantinya menjadi penghuni surga, atau sebaliknya kita pada akhirnya terperosok dalam dosa di akhir hidup kita sehingga akhirnya masuk ke dalam neraka dan mereka sebaliknya.
Karena kemuliaan yang sesungguhnya adalah bila dia selamat dari neraka dan dimasukkan oleh allah ke dalam surga.
karena kehidupan dunia adalah fatamorgana yang menipu, dan hanya allah yang mengetaui kemuliaan seseorang.”
Dan karena sesungguhnya rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam telah bersabda (dari abu abdurahman abdullah ibn mas’ud ra) :
Sesungguhnya seseorang di antara kamu dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa air mani. Kemudian 40 hari menjadi segumpal darah, kemudian 40 menjadi sepotong daging.
Kemudian diutuslah seorang malaikat untuk meniupkan roh kepadanya dan diperintah dengan 4 (macam) perintah, yaitu menuliskan rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celakanya atau bahagianya.
Demi dzat yang tiada tuhan selain dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu melakukan amal ahli surga hingga tiada jarak antara dirinya dengan surga, melainkan hanya sejengkal saja, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya dan beramal dengan amal ahli neraka, maka masuklah dia ke neraka.
Dan (ada pula) seseorang diantara kamu melakukan amal ahli neraka hingga tiada jarak antara dirinya dengan neraka, melainkan hanya sejengkal saja, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya dan beramal dengan amal ahli surga, maka masuklah dia ke surga